Jangan Menuntut Anak

24 Jan
0 comment

Jangan Menuntut Anak; Ada sebagian orang tua yang selalu menuntut anak-anaknya memenuhi ambisinya, menjadi penerus cita-citanya. Kita merasa berhak melakukan semua hal itu, yaitu mengatur kehidupan anak kita. Kita merasa tahu segalanya mana yang terbaik buat masa depan anak-anak kita dan kita tidak ingin anak-anak kita kehidupannya kelak tidak sesuai dengan standar yang kita tentukan.

Akan tetapi kita tidak sadar bahwa setiap anak sudah memiliki tugas hidupnya yang diberikan oleh Tuhan kepada diri mereka yang sebenarnya tidak harus selalu sama dengan orang tuanya. Sebagai orang tua kadang lupa akan hal tersebut, kita menginginkan anak harus selalu sama dengan orang tuanya, sama ambisinya, sama cita-citanya, sama kehidupannya. Akhirnya membuat anak-anak kita tertekan kehidupannya.

Padahal Tuhan menciptakan manusia untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya, sesuai dengan kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki masing-masing. Jadi betapa anehnya dunia ini apabila tidak adanya keberagaman. Kalau dipikir-pikir, mengapa dunia ini sangat layak untuk ditempati oleh manusia? Agar manusia bisa hidup untuk saling tolong-menolong. Bukankah itu tujuan Tuhan menciptakan manusia?

Sebagai orangtua harus menyadari mengasuh anak harus dilandasi dengan cinta atau welas asih. “Ketika kita tidak ingat akan prinsip ini, orangtua akan cenderung mudah marah-marah pada anak, serba ketakutan, serba cemas.
Tips-Tips agar kita sebagai orang tua sadar bahwa anak bukanlah kita

  1. Setiap mahluk Tuhan pasti memiliki tugas hidupnya masing-masing yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya, begitu pun dengan anak-anak kita.
  2. Setiap anak pasti memiliki keunikan mereka masing-masing yang tidak dimiliki sama oleh setiap anak. Begitu pula kita sebagai orang tuanya, maka jadikanlah keunikan mereka tersebut sebagai bekal bagi mereka hidup di dunia ini.
  3. Sebelum terlalu ngotot ingin merubah anak, cobalah lihat diri kita sendiri. Siapa tahu yang perlu diubah bukan anak tapi diri kita sendiri. Jadi, kuncinya adalah sadar diri. Jika menyadari diri sepenuhnya maka nilai-nilai baik akan bisa dilakukan. Nilai-nilai kebaikan akan muncul dengan sendirinya.
  4. Ajak anak dialog. Saat makan, misalnya, anak diajak menyadari rasa makanan yang mereka makan, dari mana makanan berasal, bagaimana makanan itu dihasilkan oleh petani. Dari sana tumbuh rasa syukur dan anak akan menghargai alam dan orang lain.
  5. Setiap orang tua pasti memiliki batas waktu hidup mereka masing-masing di dunia ini. Bisakah kita selamanya menemani anak-anak kita sampai akhir hayat mereka? Maka bekalilah anak-anak kita dengan potensi yang mereka miliki, agar mereka bisa bertahan hidup di dunia ini.

( sumber: https://edukasi.kompas.com/read/2019/10/11/13184661/hai-orangtua-kurangi-menuntut-banyaklah-mencintai?page=all )

Leave your thought