Nafkah Batin;
Selama ini kebanyakan dari kita berpikir bahwa tugas menjadi orang tua yang utama adalah sebatas mencari nafkah lahir, yaitu: sandang, pangan, dan papan (semata).
Padahal ada yang lebih penting dari semua itu, yaitu nafkah batin. Nafkah batin bentuknya bukanlah materi, tetapi kasih sayang, cinta, perhatian, kepedulian, dan lain-lain. Kalau saja kita melupakannya, maka bibit-bibit polemik dalam kehidupan rumah tangga kita tanpa kita sadari akan segera muncul bermekaran.
Biasanya kita baru menyadari sepenuhnya bahwa kehidupan rumah tangga kita berpolemik ketika semuanya sudah terlanjur sulit untuk kita atasi, sehingga akhirnya membuat kita menyerah kepada keadaan. Bisa jadi ini adalah bentuk ‘teguran’ dari Tuhan bahwa selama ini kita tidak menunaikan kewajiban kita yang utama selain mencari nafkah lahir (yaitu nafkah batin).
Mungkin sebagian besar dari kita melupakan nafkah batin disebabkan hal tersebut dinilai lebih berat untuk dijalani karena membutuhkan kesabaran tingkat tinggi menghadapi keluarga sendiri, dibandingkan sekedar mencari nafkah lahir atau mencari uang dan materi. Karena yang kita hadapi adalah orang di luar lingkungan keluarga kita. Tetapi dampak yang akan terjadi di masa depan keluarga kita jauh lebih dahsyat negatifnya dibandingkan positifnya.
Berapa banyak orang tua yang melepaskan tanggung jawabnya dalam memenuhi nafkah batinnya beresiko kehilangan para anggota keluarganya satu persatu? Apakah hal ini sepadan dengan risiko kehidupan rumah tangga yang sudah kita bina bertahun-tahun lamanya?
Salah satunya, coba bayangkan diri kita sebagai seorang anak jika orang tuanya sibuk mencari nafkah lahir dengan hebat di luar sana dengan melupakan diri kita sepenuhnya, bagaimana dengan perasaan kita? Kira-kira apa yang akan terjadi dengan diri kita kelak, apakah cerita yang indah, atau mimpi buruk yang akan menghantui untuk selamanya?
Maka patut kita renungkan apabila keluarga adalah hal yang kita anggap terpenting dalam hidup kita.
Tips-Tips agar kita memenuhi Nafkah Batin selain Nafkah Lahir
- Sadarilah wahai para Orang tua, kalau kita tidak segera memenuhi kebutuhan nafkah batin keluarga kita, maka mereka akan mencarinya di luar sana.
- Jiwa seorang anak manusia lebih kuat menghadapi masalah ekonomi di dalam kehidupannya dibandingkan masalah batinnya yang tidak dipenuhi oleh rasa cinta dan kasih sayang dari orang yang dicintainya. Ini terbukti dari betapa banyaknya orang yang sukses luar biasa, namun terlahir dari keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi.
- Sebaliknya, begitu banyak orang yang ‘gagal’ meskipun lahir dari keluarga berada, tetapi jiwa mereka rapuh karena batinnya tidak terpenuhi dengan kasih sayang.
- Bahkan (jikalau) orang tua bercerai sekalipun, maka masih tetap wajib hukumnya untuk menafkahi anak, baik secara lahir maupun batin.
~ sumber rujukan: https://m.republika.co.id/amp/qr6ugb320