Orang Tua Memaksa Anak

15 Jul
0 comment

Orang Tua Memaksa Anak; Apakah sebagai orang tua, kita pernah memaksakan ambisi kita kepada anak? (Walau kita rasa itu benar?) Seperti memaksa anak mengikuti suatu kegiatan yang menurut kita kegiatan itu penting bagi mereka, misalnya: kursus, les, lomba dan sebagainya.

Pernahkah kita bertanya apakah kegiatan tersebut mereka minati atau tidak? Apakah kita langsung menyuruh anak mengikutinya tanpa memberi mereka kesempatan untuk berpendapat, ataupun memilih? Kita pikir itu pasti baik, demi masa depan anak-anak kita agar mereka menjadi anak yang berprestasi.

Pertanyaannya: prestasi menurut kacamata siapa? Apakah untuk mengejar ambisi kita sebagai orang tua agar kita bisa memamerkan prestasi anak-anak kita di depan orang banyak, atau memang mengejar ambisi anak itu sendiri?

Kadang kita tidak sadar, memaksa anak untuk mengejar ambisi kita yang tidak kesampaian di masa lalu. Jadi kita meminta anak untuk mengejar ambisi kita yang tidak kesampaian itu. Namun apakah hal itu adil bagi anak? Kalau saja kita bertukar posisi dengan anak kita, di mana orang tua kita memaksa kita melakukan apa yang tidak kita sukai, bersediakah kita melakukannya?

Nah, bagaimana kalau kita sendiri yang mengalaminya? Mungkin kita merasa orang tua kita tidak adil, egois, menang sendiri, tidak mau mendengar pendapat kita. Apakah hal itu terlintas dalam pikiran kita? Oleh karena itu wahai para orang tua, meskipun anak kita lahir dari rahim kita, namun mereka tercipta berbeda dengan kita. Mereka berbeda dalam hal potensi yang mereka miliki. Karena kalau kita berpikir bahwa anak pasti memiliki potensi yang sama dengan orang tuanya, benarkah?

Setiap anak manusia itu memiliki potensinya masing-masing sesuai kehendak Tuhan-Nya. Karena kalau setiap anak itu memiliki potensi yang sama, bisa dibayangkan dunia ini seperti apa. Dunia akan kacau karena tidak adanya kolaborasi antara satu dengan yang lainnya dalam mewarnai kehidupan ini. Betapa membosankannya kehidupan ini. Dan karena Tuhan Maha mengetahui hal ini, maka Tuhan menititipkan potensi yang berbeda di dalam diri setiap anak manusia agar mereka mau saling tolong menolong. Tidak ada manusia yang sempurna, pasti membutuhkan manusia lain dalam melengkapi kehidupannya. Maka dari itu:

  1. Sadarilah bahwa setiap anak memiliki potensi yang berbeda yang sudah Tuhan titipkan ke dalam diri masing-masing anak agar ketika mereka dewasa kelak, mereka bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lain sesuai potensi dan takdirnya masing-masing.
  2. Bersyukurlah ketika anak memiliki potensi yang berbeda dengan orang tuanya, karena itu merupakan tanda dari Tuhan bahwa anak kita memiliki misi yang berbeda dengan orang tuanya dalam mengisi kehidupannya.
  3. Orang tua tak perlu khawatir akan masa depan anak, karena mereka memiliki masa depannya sendiri. Tugas kita sebagai orang tua adalah mendukung dan menemani anak-anak kita agar dapat memaksimalkan potensinya itu – membantu anak-anak kita dalam memenuhi panggilan Tuhannya.
  4. Anak dilahirkan dengan kemampuannya sendiri, yang mereka bisa lakukan saat berkembang adalah memaksimalkan kelebihan mereka. Ada kalanya kemampuan anak tidak bertemu dengan ekspektasi orangtua. Tak perlu memaksakan kehendak pada anak, berilah kesempatan mereka mencari cara hingga mencapai golnya.

( sumber: https://hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/perkembangan-balita/memaksakan-kehendak-pada-anak/ )

Leave your thought