There is No Perfect Parents;
Kadang kita merasa sulit menjadi orang tua yang sempurna bagi anak-anak kita, selalu saja anak lebih mudah melihat kekurangan diri kita dibandingkan apa yang sudah pernah kita perbuat untuk mereka. Kalau saja hal ini membuat diri kita mudah baper, maka sulit bagi kita untuk mau terus belajar menjadi orang tua terbaik bagi mereka, karena kita meminta timbal-balik dengan apa yang sudah kita lakukan.
Sebenarnya menjadi orang tua yang sempurna adalah hal yang sangat mustahil untuk kita lakukan, karena (pasti) banyak sekali kesalahan yang pernah kita lakukan. Anak pun sebenarnya menyadari hal tersebut, bahwa orang tuanya bukanlah sosok yang sempurna, tetapi anak kita berharap orang tua mereka adalah orang tua yang mau terus belajar memahami mereka. Karena tidak mungkin kita berharap anak yang berusaha memahami orang tuanya. Sudah barang tentu mereka memiliki keterbatasan dalam melakukannya –anak tetaplah anak, tidak mungkin kita berharap anak lebih dewasa dalam pola pikir ataupun tindakannya daripada kita, orang tuanya.
Nah, inilah saatnya orang tua menunjukkan ‘keorangtuaannya’, yaitu orang tua yang selalu mau belajar dari kesalahannya dalam menjadi orang tua. Karena, sekali lagi, guru terbaik adalah belajar dari pengalaman.
Tips-Tips menjadi orang tua pembelajar:
- Tidak ada yang namanya (ketika) kita menjadi orang tua, waktunya berhenti belajar, karena kita harus belajar menjadi orang tua yang mampu mendidik anak sesuai zamannya.
- Luangkan waktu kita bersama anak untuk lebih mengenal pribadi mereka (bagaimana kita bisa belajar mengenal pribadi anak kita kalau kita tidak mau meluangkan waktu membersamai mereka?).
- Ketika anak sedang bercerita, sering kita keburu protes dan marah-marah duluan. Padahal penting bagi anak untuk merasa dilihat dan didengarkan. Untuk itu kita harus membiasakan diri untuk menjadi pendengar yang baik.
- Banyak orang tua yang gengsi untuk minta maaf kepada anaknya sendiri. Padahal mengakui kesalahan tidak akan merugikan kita apa-apa. Saat minta maaf ke anak, kita harus melakukannya dengan bijaksana dan bukan hanya sekedar ingin menyelesaikan konflik saja. Kita juga harus memberikan alasan mengapa kita menyesal sudah menyakiti anak, agar dia paham bahwa kita benar-benar tulus meminta maaf.
- Setiap orang tua pasti punya harapan untuk anak mereka. Tapi kita harus ingat bahwa tidak semua hal bisa dipaksakan. Meskipun dia adalah anak kita, tapi dia juga manusia yang punya perasaan, pendapat, tujuan, dan kehidupannya sendiri. Harapan seringkali membuat kita dan anak kita sama-sama kecewa dan berujung konflik besar. Untuk itu, mulai sekarang berusahalah untuk melepaskan harapan yang tidak sesuai dengan keinginan anak. Mulailah untuk fokus dengan kebahagiannya.
Rujukan: https://www.diadona.id/family/ingat-nggak-ada-orang-tua-yang-sempurna-di-dunia-ini-200215o.html