Amat Penting Mengajak Anak Berdiskusi Dalam Keluarga – Pernahkah Anda menanyakan kepada anak-anak; “Hari ini asyiknya masak apa ya?”, atau “Mau kita apakan buku bekas ini?”; “Bagusnya meja belajar ini diletakkan di mana ya?”, atau “Bagaimana kalau rumah kita dicat biru?”. Pertanyaan-pertanyaan sederhana semacam itu rasanya jarang sekali kita lontarkan kepada anak-anak. Alasannya, kadang kita merasa tidak perlu, karena semua keputusan toh ada di tangan orang tua. Orang tua mungkin berpikir untuk apa hal itu dipertanyakan kepada anak-anak yang masih kecil, karena anak-anak belum bisa berpikir dan memberikan solusi.
Jika kita sampai berpikir demikian, maka sebagai orang tua kita telah melakukan kesalahan besar. Anggapan bahwa pertanyaan–pertanyaan itu tak berguna bagi anak-anak, lebih dikarenakan oleh ketidaksadaran kita bahwa mereka sesungguhnya manusia pembelajar.
Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa perlu mengajak anak berdiskusi sementara ia mungkin belum bisa berbicara dengan lancar?. Menurut penelitian, mengajak anak bicara bahkan sudah bisa Anda lakukan sejak berada dalam kandungan. Cara ini dapat menumbuhkan ikatan antara orang tua dan anak.
Betapa bermaknanya sesungguhnya semua pertanyaan itu bagi seorang anak. Betapapun solusi yang kita harapkan tak dapat diperoleh dari anak, namun sesungguhnya di balik itu, kita telah memberikan pembelajaran yang sangat bermakna. Pertanyan yang kita sampaikan kepada anak sesungguhnya menjadi pelajaran yang sangat bermakna dalam pertumbuhan jiwanya. Dengan bertanya, sesungguhnya kita telah mengajak anak-anak untuk belajar berkomunikasi, berdiskusi, dan bermusyawarah yang kelak akan bermanfaat bagi kehidupannya. Selain itu pertanyaan kepada anak akan merangsang kreatifitas berpikir dan menyelesaikan masalah. Ia juga akan merasa dihargai.
Mengajak anak untuk berdiskusi dalam persoalan sekecil apa pun, akan bermanfaat besar bagi anak, karena sesungguhnya diskusi itu memiliki banyak manfaat baik langsung maupun tidak langsung. Setidaknya ada beberapa manfaat orang tua mengajak berdiskusi dengan anak-anak.
Pertama, mereka merasa tidak lagi dianganggap sebagai anak-anak kecil yang tidak bisa diajak memecahkan masalah. Dengan mengajak diskusi, mereka akan belajar memecahkan persoalan yang kita hadapi. Sekecil apapun keterlibatan mereka, bukalah kesempatan itu, karena ada kalanya pendapat mereka bisa mendatangkan inspirasi yang kemudian menjadi solusi. Dengan demikian kita sudah menjadi orang tua yang bersikap demokratis.
Kedua, anak merasa dihargai. Jika selama ini kita tak pernah mengajak berdiskusi dengan anak, artinya kita tak mengakui eksistensi anak. Keberadaan anak di rumah kita hanya sebagai pelengkap saja. Mereka tidak memiliki hak untuk berpikir dalam keluarga. Bahkan mungkin keberadaan mereka hanya dianggap pengganggu ketenangan atau aktifitas kita. Jika hal ini terjadi, maka sikap menghargai anak menjadi tak ada lagi.
Ketiga, dengan mengajak berdiskusi, maka sesungguhnya kita tengah mengajari mereka untuk belajar berdemokrasi. Belajar berdemokrasi tidak dilakukan orang dewasa saja. Berdemokrasi perlu dilakukan sejak anak-anak. Dengan demikian anak akan bisa menghargai orang lain sejak dini. Mereka juga akan bisa menerima pendapat orang lain serta dapat mengendalikan diri, dan bersikap terbuka.
Keempat, mengajak anak berdiskusi berarti kita telah mengajak anak untuk kreatif memecahkan masalah. Meski apa yang disampaikan anak mungkin jauh dari apa yang diharapkan, namun ada hal yang lebih penting dari ide itu, yakni anak mau berkreasi mengatasi suatu masalah. Ini merupakan pelajaran anak pada tingkatan belajar yang paling tinggi. Jika anak sudah terbiasa berpikir dalam mengatasi masalah, maka kelak mereka akan mampu melakukan hal yang sama dalam menghadapi kehidupannya.
Kelima, dengan mengajak anak berdiskusi berarti kita tengah mengajak anak-anak untuk belajar menemukan gagasan. Gagasan sekecil apapun akan bermanfaat bagi dirinya dalam kehidupannya kelak. Semakin anak sering menemukan gagasan, maka dia akan lebih pandai dan kreatif menemukan solusi. Belajar menemukan solusi akan bermanfaat untuk kehidupannya kelak.
Keenam, dengan mengajak anak berdiskusi, pada hakikatnya kita tengah melatih anak belajar berani berpendapat. Banyak anak-anak yang hingga dewasa tidak berani menyampaikan gagasan. Bahkan ketika mereka dimintai untuk berpendapat pun, mereka akan bungkam dan menolak. Ini sangat disayangkan, karena banyak hal mungkin cemerlang akhirnya tidak tersampaikan, karena terganjal oleh ketidakberanian. Ketidakberaniannya mungkin saja disebabkan pada saat kecil, dia memang tak terbiasa berkomunikasi dengan orang lain, terutama saat di tengah banyak orang. Dengan mengajak berdiskusi, sesungguhnya kita tengah melatih mereka untuk berani mengajukan pendapat.
Ketujuh, dengan mengajak diskusi, dalam diri anak akan tumbuh rasa percaya diri. Dengan mengajak diskusi, anak akan diberi kesempatan untuk berpikir dan mengeluarkan gagasan dengan berani. Sesederhana apapun gagasan mereka harus ditampung oleh orang tua. Memberi penghargaan atas pendapat mereka adalah hal yang sangat penting dan bijaksana. Dengan pengharagaan itu, rasa percaya diri anak akan tumbuh, sehingga di saat mereka menghadapi hal yang sama, mereka akan memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapatnya di mana saja.