[image src=”https://www.fikarschool.sch.id/wp-content/uploads/2018/04/hidup-ini-seperti-pelangi.jpg” shape=”img-circle”]
“Indahnya pelangi itu.” menatap dari balkon apartemen. Di lantai 8 tempat aku selalu menghabiskan setiap sisa waktuku dalam sehari. Pelangi itu mengintip dari balik gedung lainnya. Menerawang jauh aku berbicara dengan diriku sendiri. “Pelangi oh pelangi.”
Kehidupan setiap orang pasti selalu dipenuhi dengan suka dan duka. Kedua hal tersebut selalu hadir dan memberikan warna tersendiri bagi setiap orang dalam menjalani kehidupannya. Hidup tidak akan menjadi monoton, jika mampu memanfaatkan kedua hal tersebut. Sama halnya dengan pelangi yang selalu hadir sehabis hujan dan memberikan keindahan bagi dunia, demikian juga dengan suka dan duka yang memberikan keindahan tersendiri bagi dunia. Setiap warna yang terkandung di dalam pelangi memiliki makna dan rahasia tersendiri. Begitu pula dengan suka dan duka yang memiliki makna dan rahasia tersendiri
Aku masih terus memandangi keindahan pelangi diluar sana. Hari ini berbeda sekali seperti hari – hari biasa yang telah aku lalui. “Hufh….” napas panjang dan dalam. Masih kah akan sama kisah cintaku saat ini. Mencintai dia yang entah apakah dia masih akan mencintaiku. Sejak kejadian itu dia tidak pernah ada kabarnya lagi. Setiap hari aku selalu berharap akan keluar sebuah nama pada handphoneku, yang selama ini selalu menemaniku dalam setiap aktifitasku dari jauh. Tetapi hari ini sangat berbeda seperti hari – hari biasanya. Genap enam bulan ini dia tidak ada kabar sama sekali. “Tuhan, aku titipkan dia bersama Mu. Tolong jagalah dia dalam kedamaian kehidupan.” berjalan perlahan menuju tempat tidur yang selama ini selalu menemaniku.
Kehidupan kita harus selalu penuh warna, sehingga kita mampu dan tangguh dalam menjalani setiap lembaran cerita hidup kita. Kita harus mampu untuk selalu belajar dari setiap warna kehidupan kita, sehingga kita mampu untuk memberikan keindahan tersendiri bagi kehidupan kita dan orang lain yang ada disekitar kita. Ada baiknya jika kita belajar menjadi seperti pelangi yang tidak selalu hadir, namun dapat memberikan keindahan yang luar biasa bagi dunia.
“Apakah aku akan seperti pelangi bagi kehidupan dia?” tanyaku dalam hati. Duduk aku bersandar di kepala tempat tidur yang penuh dengan kaca. Suka sekali aku berada di dalam ruangan ini. Walau sangat minimalis tetapi aku sangat menikmatinya. Banyak kaca yang terpasang di dalam ruangan ini. Seperti memang sangat paham akan kebutuhan wanita. Ku pandangi langit yang semakin cerah setelah hujan seharian hingga sore ini. Biasanya disore hari dia akan meneleponku. Walau hanya sekedar menanyakan apa saja kegiatanku satu hari ini. Aku masih saja berharap hingga bulan keenam ini untuk ada satu nama yang keluar dari handphoneku. “Oh, betapa aku sangat merindukanmu honey. Sudah janjiku pada diriku, aku sangat mencintaimu. Seperti yang selalu aku bilang kepadamu, aku akan selalu mencintaimu sampai aku pulang ke Tuhanku.” air mata perlahan menetes. Tanpa aku bisa membendungnya, gambaran – gambaran indah tentang perjalanan kisahku dengan dia semakin membuat air mata ini tidak bisa berhenti.
“Pelangi oh pelangi.”
Keindahan pelangi dapat dinikmati tidak hanya oleh satu orang saja, namun dapat dinikmati oleh semua orang. Begitu pun kehidupan kita harus dapat memberikan keindahan yang dapat dinikmati oleh semua orang yang ada disekitar kita. Dengan demikian kita dapat dikatakan telah berhasil memberikan dampak positif bagi kehidupan orang lain, dan kehidupan kita akan menjadi lebih bermakna.
Ku lihat lagi agenda kegiatanku. Semoga saja aku masih bisa selalu memberikan keceriaan bagi setiap orang yang berada disekitarku. Seperti pelangi yang berwarna warni, selalu ceria dan menghangatkan. Di dalam catatan kecil diaryku terlihat jadwal seminggu lagi, dengan adanya kegiatan mendongeng untuk di sekolah TK. Ku raih handphone yang selalu berada diatas kasur. Ku buka kembali sms dan wa darinya. Ku baca ulang semua kirimannya.
“Ups… hai, bukannya kamu harus menghubungi pihak sponsor.” pengingatku pada diriku sendiri. Beranjaklah aku dari tempat tidur menuju kamar mandi. Aku basuh wajahku yang penuh air mata tadinya, dan aku segera mengeringkannya. Berdiri aku menatap wajahku di depan cermin dan mlai tersenyum. Sesaat kemudian aku segera menggerakkan jari – jari lentikku ini untuk memilih nama dalam contak nama di dalam handphoneku. Ku taruh handphone itu di telingaku.
“Assallammualaikum wr.wb”
“Apa kabarnya pak?”
Larutlah diri ini dalam pembicaraan dengan seseorang diseberang sana. “Baik pak, terimakasih banyak untuk dukungannya minggu besok.” berdiri di depan cermin yang selalu menemaniku. Hal apa pun yang kita lakukan dalam kehidupan ini, ingatlah prinsip pelangi. Kita harus selalu belajar untuk menjadi pelangi. Kita harus dapat memberikan keindahan tersendiri bagi kehidupan orang lain. Kita harus mampu memberikan dampak positif bagi kehidupan orang lain.
Tersenyum aku melihat wajahku saat ini. Sungguh seperti pelangi yang warna warni. Hatiku penuh duka, tetapi aku harus mampu memberikan suka. Betapa Allah sangat luar biasanya. Karena aku selalu memiliki keyakinan bahwa akan selalu ada pelangi setelah datangnya hujan dan petir. Pelangi akan selalu menyinari dunia ini. Demikian juga dengan kehidupan kita yang akan selalu menyinari kehidupan sesama. Semoga aku akan selalu bisa belajar untuk menjadi seperti pelangi
Ditulis oleh
Tim Sekolah Karakter Fikar School