Menggambar ternyata bukan hanya kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Banyak manfaat yang bisa didapatkan anak dari coretan tangannya. Dalam perkembangannya, menggambar pun dijadikan sebagai art therapy untuk kesehatan mental dan merangsang otaknya.
Seorang art therapist Mutia Ribowo mengungkapkan, menggambar dapat membuat seseorang anak lebih fokus karena ada kordinasi antara mata dan gerakan tangan. Lebih dari itu, anak pun akan lebih peka terhadap lingkungan sekitar, memiliki empati, dan meningkatkan intuisi. “Menggambar menstimulus otak kiri dan kanan. Selama ini kan 80 persen populasi pengguna otak kiri untuk menghitung. Kalau pakai otak kanan, akan pakai empati, intuisi, hingga bisa memandang posisi orang lain,” terang Mutia di Jakarta, Selasa (16/6/2015).
Selain mengembangkan kreativitas anak, menggambar juga bisa dijadikan media anak mengungkapkan perasaan atau emosinya. Mereka akan lebih rileks setelah mencurahkan isi hatinya lewat goresan tangan. Hasil gambar anak ini juga bisa dianalisis untuk mengetahui apa yang terjadi dalam kehidupan si anak dan apa yang dirasakan. Misalnya, anak yang mengalami kekerasan, trauma, anak yang kehilangan orangtua, hingga perasaan anak jika orangtua bercerai. Melalui terapi menggambar, anak bisa lebih ceria dan bahagia. Pada akhirnya, pikiran yang bahagia juga bisa membuat fisik sehat.
Terapi seni ini bisa diikuti oleh anak-anak sejak usia 3 tahun atau saat anak mulai bisa memegang pensil dan mencorat-coret. Terapi seni sering kali diterapkan pada anak dengan autisme, memiliki gangguan perilaku, masalah sosial, dan juga mental. Menurut Mutia, orangtua berperan penting mengenalkan anak dengan dunia seni seperti menggambar sekaligus mewarnai.
By : Tim Fikar School