Memperbaiki Hubungan dengan Anak;
Tiada kata terlambat bagi orang tua kalau mau memperbaiki hubungan dengan anak yang sudah terlanjur buruk. Pertanyaannya: Mau mengikuti prosesnya dengan sabar sampai hubungan dengan anak menjadi normal kembali, bahkan jadi lebih baik lagi, atau tidak?
Setiap hubungan yang sudah terlanjur menjadi buruk, perlu upaya lebih untuk memperbaikinya, terutama anak sendiri. Sulit untuk berharap anak yang berusaha lebih dibandingkan diri kita, karena anak tetaplah anak yang masih banyak kekurangan, baik ilmunya maupun pengalaman hidupnya. Kita sebagai orang tualah yang wajib menyikapinya dengan bijaksana. Meskipun tidak semudah membalikkan telapak tangan (tiba-tiba hubungan kita kembali normal seperti sediakala), namun kita sebagai orang tua dituntut sabar dalam menjalani prosesnya. Apalagi jika kita mendapatkan perilaku yang kurang menyenangkan dari anak –kurang menghargai usaha kita dalam memperbaiki hubungan dengannya.
Di sinilah komitmen orang tua diuji, sampai sejauh mana keinginan kita untuk memperbaiki hubungan yang sudah terlanjur buruk ini. Tetapi penulis meyakini bahwa anak pasti memberi kesempatan bagi orang tuanya untuk memperbaiki hubungan di antara mereka –kalau orang tuanya memang benar-benar serius mau memperbaikinya. Karena anak sebetulnya menunggu ‘sinyal’ dari orang tuanya: apakah kita sebagai orang tua sudah memiliki sikap yang lebih baik kepada mereka, atau komitmen untuk berubah menjadi orang tua yang lebih baik itu hanya di mulut saja.
Maka inilah ‘momen’ dari komitmen kita sebagai orang tua untuk menunjukkan kepada anak bahwa kita bersungguh-sungguh menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik.
Tips-Tips memperbaiki hubungan dengan anak yang sudah terlanjur buruk
- Sadarilah bahwa anak tidak memiliki ‘jam terbang’ kehidupan sebanyak orang tuanya. Maka wajib bagi kita, orang tua, lebih bijaksana menyikapi sikap anak yang kurang menyenangkan. Karena mungkin tanpa kita sadari, kita juga berperan dalam menciptakan hubungan yang terlanjur menjadi buruk ini.
- Perilaku orang tua adalah cerminan bagi perilaku anaknya, karena sedari kecil hingga dewasa berada di lingkungan keluarganya. Jadi kalau anak memiliki sikap yang kurang baik kepada kita, maka kita sebagai orang tua segera melakukan intropeksi diri, karena tidak mungkin ada asap jika tidak ada api –yang mengawalinya.
- Saya tidak mengatakan di sini bahwa selalu posisi orang tua yang ‘salah’ kepada anak, tetapi orang tua yang bijak selalu menyikapi sesuatu dengan bijaksana tanpa menyalahkan keadaan di luar dirinya. Karena untuk memperbaiki suatu hubungan yang sudah terlanjur buruk, kita tidak dapat memiliki sikap saling menyalahkan satu dengan yang lainnya. Dan ini tidak akan menghasilkan perubahan ke arah yang kita inginkan.
- Dengarkan anak tanpa menghakimi.Meskipun kita tidak setuju, namun pemulihan bisa terjadi ketika dia merasa didengarkan dan dipahami. Kemauan mendengarkan tanpa menghakimi dan membela diri akan mendorong anak untuk jujur. Apa yang Anda dengar mungkin sangat menyakitkan, tetapi pahami bahwa dia perlu mengutarakan dan mengeluarkan perasaannya.
( sumber: https://id.wikihow.com/Memperbaiki-Hubungan-yang-Renggang-dengan-Anak )