MENILAI DIRI; Kadang kita menilai diri sendiri ataupun orang lain dari seberapa sukses (baca: kaya), berapa banyak harta yang dimiliki. Kita merasa bisa dihargai oleh banyak orang apabila kita kaya, banyak harta, dan sebagainya –bahwa orang itu dinilai dari seberapa banyak hartanya, bukan seberapa banyak karya yang bermanfaat bagi sesama.
Ini membuat banyak orang ingin berlomba-lomba menjadi kaya supaya dihargai. Akan tetapi cara untuk menjadi kaya, kadang tidak peduli dengan cara yang positif atau yang negatif (yang penting berhasil, yang penting gue bisa kaya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya). Maka tak heran kalau di negara kita tercinta ini korupsi sudah menjadi sebuah wabah.
Keinginan menjadi kaya sebenarnya sangat wajar adanya, tetapi kalau diraih dengan cara yang tidak semestinya, maka ini yang menjadi masalah sesungguhnya, apalagi dengan pesatnya pengaruh media sosial di masyarakat. Kita sering disuguhkan (berita) orang-orang senang menonjolkan harta benda miliknya agar mereka bisa memiliki banyak pengikut, karena memiliki banyak pengikut bagi sebagian besar orang merupakan kebanggaan tersendiri –dapat menunjukkan kepada orang-orang betapa hebatnya diri mereka.
Bahkan ada sebagian orang yang ingin memiliki banyak pengikut dengan cara terlihat kaya, namun itu hanyalah topeng belaka, dan akhirnya kita yang menjadi korbannya karena kita sendiri menilai diri kita harus sama seperti mereka, yaitu dihargai oleh orang banyak karena memiliki banyak harta, bukan banyak prestasi maupun karya nyata.
Pertanyaannya, bagi yang sukanya ikut-ikutan arus, apakah nilai kita di mata orang lain harus sama dengan mereka? Sampai-sampai kita rela memakai topeng yang sama, kemudian kita memaksakan diri mengikuti ‘kebodohan massal’ itu.
Tips-Tips agar kita tidak menilai diri kita dari harta benda
- Ingat bahwa yang berhak menilai diri kita bukan manusia, tetapi Tuhan yang menciptakan manusia. Jadi, mengapa kita ambil pusing dengan penilaian manusia?
- Kalau kita selalu mengikuti penilaian manusia, siap-siap saja kita akan selalu sakit hati karena manusia itu tidak akan pernah ada puasnya, selalu saja ada kurangnya di mata mereka. Sehingga akhirnya setiap perbuatan kita akan selalu salah di mata mereka.
- Selagi kita masih hidup di dunia ini pasti tidak lepas dari penilaian manusia mengenai diri kita. Maka ambil hal yang positif, dan lepaskan hal yang negatif dari penilaian mereka, karena kita tidak bisa menghentikan penilaian manusia kepada diri kita. Yang dapat kita lakukan hanyalah mengendalikan respon kita atas penilaian tersebut.
- Mempunyai prinsip yang kuat akan membawa diri kita pada pribadi yang optimis dan idealis. Maka nilailah diri kita (maupun orang lain) berdasarkan prinsip dan nilai hidup yang dimiliki.
( sumber: https://www.idntimes.com/life/inspiration/dimas-ruseno/10-pertanyaan-untuk-menilai-diri-sendiri-c1c2 )