Orang tua adalah Manusia Biasa;
Kita sebagai orang tua merasa seolah-olah harus selalu tampil sempurna ketika sedang berada di hadapan anak-anak kita. Kita sembunyikan kelemahan dan kerapuhan kita rapat-rapat, agar kita itu di mata mereka terlihat sangat hebat dan selalu bisa dibanggakan oleh anak-anak kita. Padahal kita sebagai manusia biasa terkadang (atau bahkan sering) mengalami masa-masa sulit di dalam kehidupan kita. Masa-masa penuh masalah, problematika hidup, merasa sakit, lemah, lelah, emosi, dan lain sebagainya –karena kita memang hanyalah manusia biasa.
Anak-anak kita pun pada dasarnya memang tidak berharap orang tua mereka itu layaknya Superman yang kuat akan segala rintangan yang menghadang. Mereka juga menyadari bahwa orang tua mereka pun bisa berbuat salah dalam kehidupan mereka, baik yang disengaja maupun tidak –mereka cukiup paham akan hal itu. Yang sesungguhnya mereka inginkan hanyalah orang tua yang mau mendengarkan mereka, membersamai mereka, mengakui kalau kita (sebagai orang tua) berbuat salah, bukan orang tua yang egois, arogan, dan merasa diri yang paling benar.
Kalau saja kita sebagai orang tua mau menyadari bahwa anak-anak kita benar-benar merindukan orang tua yang bijak dan penuh kasih sayang, maka tidak akan banyak perselisihan lagi di antara kita. Karena sejatinya memang tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat dinobatkan sebagai orang tua sempurna.
Tips-tips agar kita menyadari kelemahan kita sebagai orang tua, dan berdamai dengan anak kita:
- Sadari bahwa kita adalah orang tua yang masih manusia biasa, tempatnya salah dan lupa, jadi tidak ada salahnya kita mengakui kesalahan kita tanpa merasa akan hilang respek dari anak-anak kita tercinta.
- Berani mengakui dan berterus terang kepada anak-anak kita kalau (seandainya) kita berbuat kesalahan di hadapan mereka –dari pada kita selalu berkelit atau ngeles atas kesalahan yang kita perbuat.
- Kalau saja kita menyadari dan mengakui bahwa kita bukan orang tua super, maka mereka pun akan semakin respek kepada kita; menganggap kita sebagai orang tua yang patut diidolakan karena mereka akan menganggap kita adalah orang yang jujur apa adanya, bukan manusia ‘palsu’, dan juga dianggap layak untuk menjadi suri tauladan bagi mereka.
- Tanamkan metode komunikasi terbuka pada anak. Komunikasi yang seimbang dan adil, dalam artian kita memberitahukan dengan jujur alasan sebuah permasalahan (mengapa) itu bisa terjadi. Tidak membohongi atau menutupi, terutama menutupi kesalahan kita sendiri.
- Penting sekali untuk mengembangkan komunikasi efektif di dalam keluarga, terutama kepada anak. Sehingga tak hanya kita yang memberitahu anak kita, tapi mereka pun bisa mengungkapkan apa yang mereka pikirkan.
- Didik anak agar bisa menerima keluarganya, kekurangan yang dimiliki oleh orang tuanya, apa adanya. Bahkan seandainya anak hidup dalam keluarga yang tidak utuh, atau orang tuanya telah bercerai sekalipun. Sehingga mereka tidak tumbuh menjadi anak yang hanya bisa menyalahkan orang lain, terutama orang tuanya.
- Upayakan hubungan yang sejajar antara kita dengan anak. Jangan melihat anak sebagai sosok yang bisa diperintah sesuka hati, melainkan sebagai manusia kecil yang siap berkembang dengan tuntunan yang baik (yang kita berikan). Dengan demikian, mereka juga melihat kita sebagai manusia. Bukan sosok sempurna yang harus selalu dielu-elukan.
Rujukan: https://greatmind.id/article/orangtua-juga-manusia