MEMBESARKAN ANAK IBARAT BERCOCOK TANAM; Ketika kita sedang membesarkan anak, kita dituntut bukan hanya sekedar membesarkan ukuran fisik mereka saja, tetapi yang jauh lebih penting adalah memberikan bekal yang mereka butuhkan untuk meraih masa depan terbaik yang bisa mereka miliki. Kalau ukurannya hanya sekedar fisik saja, itu paling mudah. Namun apabila ukurannya adalah masa depan terbaik yang bisa mereka miliki, pasti akan lain ceritanya.
Banyak anak yang dibesarkan hingga memiliki ukuran fisik yang besar. Orang tua mereka berhasil memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan mereka –bahkan berlebihan. Akan tetapi secara karakter, ‘ukuran’ mereka tidak sebesar fisik yang mereka miliki. Akhirnya kehidupan mereka di dunia ini hanya sekedar mereka jalani saja tanpa memberikan efek apa pun yang bermanfaat bagi diri sendiri, apalagi kepada orang lain.
Mengapa ini bisa terjadi? Ibarat kita membesarkan tanaman, tidak hanya membutuhkan pupuk dan air sebagai sumber makanan, tetapi juga membutuhkan ketelatenan kita dalam merawatnya, seperti mengusir hama yang mengganggunya, memberikan cukup sinar agar mereka bisa tumbuh semakin kuat, hingga pada akhirnya tanaman tersebut berguna bagi umat manusia.
Tetapi kita kadang lebih telaten mengurus tanaman dibandingkan mengurus anak-anak kita sendiri. Kita serahkan urusan mengurus anak ini kepada pihak luar sehingga kita tidak mengetahui kondisi terkini (apa yang terjadi pada anak kita) –apakah mereka sedang sedih, sedang gembira, sudah menemukan cita-citanya atau belum– karena kita lebih fokus dalam membesarkan fisik mereka dibandingkan membesarkan karakter yang mereka miliki. Karena fisik mudah untuk dilihat secara kasat mata dibandingkan karakter yang mereka miliki.
Membangun generasi, sedikitnya memerlukan waktu dua decade –sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi. Artinya, selama masa penantian itu, kita harus kerja keras merawat ‘tanaman’ kita sebaik-baiknya.
Tips-Tips agar kita (sebagai orang tua) telaten dalam menemani tumbuh kembang anak-anaknya
- Tumbuhkan semangat dalam diri kita sebagai orang tua. Kalau bukan kita yang peduli kepada masa depan terbaik anak-anak kita, lalu siapa yang mau peduli?
- Tunjukkan kepedulian kita sebagai orang tua mereka bahwa kita selalu hadir dalam momen-momen terbaik kehidupan mereka, baik suka maupun duka. Meskipun kita tahu kita tidak bisa selalu hadir membersamai mereka, tetapi yang lebih penting mereka tahu kita ada untuk mereka.
- Ajarkan kepada mereka nilai-nilai kehidupan yang harus mereka miliki, terutama nilai agama –agar terpatri dalam benak mereka bahwa kehidupan ini memang harus diperjuangkan; agar bisa memberikan dampak positif bagi diri mereka sendiri maupun sesama makhluk Tuhan; agar mereka bisa menjemput masa depan terbaik yang mereka bisa miliki. Bukankah kita tidak ingin meninggalkan generasi yang lemah sepeninggal kita?
Rujukan: https://www.republika.co.id/berita/lobirg/dalam-islam-pendidikan-ibarat-bercocok-tanam