RAGU ITU MANUSIAWI; Kadang kita merasa bahwa keraguan adalah musuh besar dari kesuksesan. Padahal sesekali ragu adalah hal yang manusiawi. Kita sangat takut berbuat kesalahan (ogah rugi). Sebetulnya keraguan membuat kita lebih waspada agar keputusan yang kita buat dapat minimalisir kerugian. Yang penting keraguan yang kita miliki tidak berlebihan, dan tidak membuat kita terpaku dalam zona nyaman, yaitu tidak mau mengambil risiko samasekali. Karena apa pun keputusan kita pasti mengandung risiko. Tidak mengambil keputusan pun memiliki risiko.
Sekarang pertanyaannya, apakah ada keputusan yang tidak berisiko apa pun? Karena menurut penulis, konsekuensi dari sebuah keputusan hanya dua, yaitu berhasil, atau belum berhasil. Bukan gagal atau rugi, karena gagal atau rugi hanyalah masalah perspektif kita saja (cara pandang kita melihat suatu masalah), bukan sesuatu yang sifatnya mutlak gagal seratus persen. Tapi karena kita sejak kecil dilarang untuk berbuat kesalahan, akhirnya kita apa-apa takut atau tidak berani mengambil keputusan, karena kita takut gagal atau rugi.
Inilah penyebab utama kehidupan kita tidak berkembang ke arah yang kita inginkan, karena kita tidak mau ragu dalam mengambil keputusan (jadi kita pikir daripada kita ragu, akhirnya kita malah tidak mengambil keputusan samasekali). Padahal itulah penyebab kegagalan dan kerugian yang sesungguhnya, yakni kita berlagak seperti Tuhan, merasa sudah dapat menebak dengan jitu hasil yang akan terjadi. Itu artinya kita sudah melangkahi wewenang Tuhan untuk menentukan hasil akhirnya. Padahal tindakan yang cerdas adalah selalu belajar dari kesalahan yang kita buat, bukan memprediksi sendiri hasil akhir atau masa depan kita –yang belum tentu tepat.
Tips agar kita dapat mengatasi keraguan:
- Menjadi ragu adalah hal yang wajar dan manusiawi. Jika kita tidak pernah mengalami keraguan samasekali, berarti kita sudah memiliki ‘level’ malaikat, atau bahkan Tuhan.
- Fokus terhadap proses, bukan pada hasil, karena hasil adalah wewenang Tuhan yang utama. Janganlah kita mengambil wewenang Tuhan yang belum tentu juga kita sanggup memikulnya.
- Katakan pada diri sendiri ketika kita mengalami keraguan: “Apakah keraguan ini memang wajar untuk kita rasakan, atau hanya kita saja yang tidak sadar menunjukkan arogansi kita agar kita selalu dianggap sebagai orang yang hebat?”
- Ketika sedang ragu, teruslah mencari tahu jawaban atas keraguan itu, jangan hanya diam atau menunggu mukjizat datang.
- Ragu di awal, tidak menjamin apa yang kita jalani akan berakhir buruk. Namun tentu saja juga tidak menjamin semuanya akan berakhir baik saja. Semua yang kita rasakan di awal, that’s not the main problem. Yang paling penting ialah komitmen kita ke depan, dan keberanian kita mengambil keputusan.
Rujukan: https://fyiz.wordpress.com/2011/06/30/ragu-itu-manusiawi/