Nobody comes to save us; Jika kita berharap kepada manusia untuk menjadi ‘dewa penolong’ kita ketika kita mengalami musibah atau masalah dalam kehidupan ini, maka bersiaplah untuk kecewa. Karena kita meminta tolong kepada makhluk yang serupa dengan kita, yang juga sama-sama memiliki musibah dan masalah dalam kehidupannya (setiap manusia pasti tidak luput dari ujian dunianya masing-masing yang menimpa diri mereka selama hayat masih di kandung badan). Sebagaimana yang pernah dikatakan Sahabat Nabi, Sayidina Ali, “Aku sudah merasakan semua kepahitan hidup, dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia”.
Jika kita sudah mengetahui tentang hal tersebut, alangkah bijaknya jika kita tidak gampang kecewa ketika kita mengalaminya. Bahkan ini bisa menjadi pemicu bagi kita untuk berusaha lebih keras lagi, berusaha lebih giat lagi, agar kita tidak bergantung kepada mereka. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki harga diri, dan sebaiknya harga diri itu kita jaga erat-erat, karena hal itu yang membedakan kualitas manusia di mata manusia lainnya. Kalau harga diri itu sampai tergadaikan, apalagi sampai kita mengemis kepada manusia lainnya, maka apalah yang bisa kita harapkan dalam kehidupan ini?
Kalau kita menaruh harapan kepada manusia/orang lain, maka akan muncul beberapa keburukan, kekecewaan, kegelisahan dan kegalauan dalam hati. Bahkan bisa berujung kemarahan ataupun stress. Makin banyak berharap kepada makhluk, makin tidak enak hati kita. Selain itu, makin banyak gelisah, makin banyak kecewa, makin sering tersinggung dan makin sering marah-marah gak jelas. Jangan percaya terlalu banyak, jangan mencintai terlalu banyak, jangan berharap terlalu banyak, selain kepada Allah, sebab terlalu banyak akan melukai begitu banyak pula.
Salah seorang pendakwah kondang, A’a Gym, menyebut kunci kedua kebahagiaan di dalam hidup adalah berharap agar orang lain menjadi pribadi yang lebih baik dan selalu mendekat kepada Tuhan. Hal tersebut sangat diperbolehkan. Berharaplah agar orang lain jadi lebih baik, jadi dekat dengan Tuhan, jadi bahagia, dan itu sangat diperbolehkan sekali. Berharaplah hal-hal yang baik untuk orang lain, itu bagus.
Kunci yang terakhir dalam meraih kebahagiaan di dalam hidup, yaitu berharap agar diri kita bisa bermanfaat untuk orang lain. Karena orang tidak bisa memberikan manfaat apa pun untuk kita tanpa izin Tuhan. Jangan terlalu berharap pada orang lain. Daripada menjadi seseorang yang membutuhkan orang lain, jadilah seseorang yang dibutuhkan orang lain.
Berharap kepada manusia ibarat berharap kepada sesuatu yang lemah, sesuatu yang ringkih, sesuatu yang tidak abadi. Jika hati senantiasa ingin bahagia, janganlah bergantung pada siapapun selain kepada Allah. Berharaplah kepada sesuatu yang Maha Sempurna, Maha Kuasa, yang tidak membutuhkan sesuatu apa pun dari makhluk, yaitu Tuhan yang menciptakan makhluk yang bernama manusia itu sendiri –apabila kita meyakininya.